A. Pengertian
Perencanaan
Perencaan merupakan suatu proses yang continue yang meliputi
rencana dan pelaksaan, yang continue tersebut perluh terdapat unsur-unsur.
a. Mempunyai cirri-ciri yang berorietasi kepada pelaksaan
pada masa yang mendatang
b. Proses yang continuitas dan fleksibelitas
c. Mengusahakan perencaan dapat seoprasional mungkin dalam
mencapai tujuan
d. Adanya system pengecualian penglaksanaan rencana yaitu
keserasian antara pelaksanaan dengan perencanaan.
e. Adanya system pelaporan dan evaluasi dalam peruses
perencanaan.
Pengertian
perencanaan berhubgan erat dengan manajemen. Suatu rencana pada dasarnya
merupakan suatu kegiataan yang ditentukan sebelum melakukan berbagai kegiatan
guna mencapai suatu tujuan. Perencanaan juga dapat dikatakan tindakan yang
menyeluruh yang berusaha mengoptimalkan dana, sarana dan lain-lain dari suatu
system. Bettleheim mengatakan. Endang
Soenarya; (Perencanaan
Kebutuhan Perlengkapan Pendidikan Tinggi,
Jakarta: Biro Perlengkapan Depdikbud 1985)
Perencanaan
adalah penting, karena perencaan akan emberi epek baik pada pelaksaan maupun
pengawasan. Suatu perencaan merupakan langkah pertama dalam usaha mencapai
suatu kegiatan.para ahli memberikan definisi perencanaan satu sama lain berbeda
namun mereka dapat menyetujui bahwa perencaan pada hakekatnya ialah usaha yang
dilakukan secara sadar dan terus-menerus serta di organisasikan untuk memili
yang terbaik dari berbagai alternative yang ada bagi pencapaian jutuan
tertentu.
Planning (
Perencanaan ) adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang
dari pada hal-hal yang akan dikerjakan dimasa akan dating dalam rangka pencaian
tujuan yang telah ditentukan. (Siagian. S. P; Filsafat
Administrasi. Jakarta; Penerbit Gunung Agug, 1977 )
Perencaan
diartikan sebagai usaha sadar untuk memikirkan alternatif –alternatif yang
mungkin dapat dicapai pada masa depan, menguji alternative tersebut dan memili
alternative yang dikehendaki agar dapat ditentukan pula bagaimana cara
mencapainya. Perencanaan suatu proses yang menetapkan lebih dahulu
kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan, prosedur dan metode pelaksanaan
untuk mencapai tujuan organisasi atau bagian dari organisasi selama priode
waktu tertentu. Dengan melihat pengertian-pengertian tersebut diatas, maka
secara umum dapat diambil pengertian perencanaan sebagai berikut: Perencanaan adalah suatu kegiatan dalam
organisasi dalam rangka usaha mencapai suatu tujuan. Depdikbud.
Perencanaan Pendidikan. 1981
Perencanaan
merupakan fungsi pertama dari manajemen, karena merupakan dasar dan titik tolak
dari pada kegiatan-kegiatan selanjutnya. George
R. Terry misalnya menbagi empat
jenis fungsi manajemen yaitu:
a. Perencanaan
b. Pengorganisasian
c. Pengarahan
d. Penggawasan
Hamper dari
setiap para ahli (pakar) menempatkan perencanaan sebagai yang pertama dan utama
sesuai dengan argumentasinya.
B. Ciri-Ciri
Perencanaan
Dengan memperhatikan pengertian perencaan sebagaimana
disebutkan terdahulu, maka cirri-ciri perencanaan adalah sebagai berikut:
1. Melihat jauh kedepan, dalam arti bersangkutan dengan masa
depan, termasuk jangka waktunya .
2. Adanya tujuan, yang ditetapkan sebelumnya ( tujuan tertentu
), berupa program kegiatan dan cara-cara pencapaiannya.
3. Penentuan cara-cara pencapaian dengan penetapan:
a. Kebijaksaanaan
b. Strategi
c. Peraturan
d. Standar
e. Organisasi
f. Prosedur dan
lain-lain.
4. Adanya perhitungan:
a. Pengunaan sumber-sumber dana
b. Pengunaan sumber-sumber daya .
c. Pengunaan waktu sesuai waktu ketepatan.
d. Usaha-usaha untuk mengatasi
masalah-masalah yang dihadapi.
C. Rencana
yang Baik
Suatu rencana dapat dikatan baik, apabila memenuhi
syarat-syarat tertentu sebagaimana di kemukakan Sueparto. M. sebagai berikut
1. Jelas dan dapat dimengerti serta dapat menjawab pertanyaan:
a. What
b. Which
c. Why
d. When
e. Where
f. Who
2. Pragmatis, yaitu disertai perhitungan-perhitungan kongkrit
berdasarkan asumsi yang logis.
3. Oprasional, ialah dapat dilaksanakan dengan kemapuan yang
ada.
4. Ambisius, tetapi tetap realistis
5. Berlansungnya melalui pentahapan waktu secara konsisten.
6. Fleksibel dalam arti sewaktu-waktu dapat disesuaikan dengan
situasi dan kondisi yang berubah dari asumsi semula, sedapat-dapatnya tanpa
mengurangi sasaran dan tujuan yang tela di tetapkan.
7. Ada skala prioritas, rencana yang baik sesuai dengan
kemampuan bukan berdasarkan kemauwan.
D. Manfaat Perencanaan
Dalam pada itu, Soeparto.
M , menjelasan lebih lanjut bahwa rencana merupakan:
1. Alat efesiensi dan alat untuk mengurangi biaya.
Efisiensi: adalah untuk memperhitungkan pengeluaran sesuai dengan
biaya yang di butuhkan dan pemasukan
dana sesuai dengan apa yang di butuhkan oleh perputakaan itu sendiri.
2. Alat pengarahan kegiatan kepada pencapaian tujuan.
Pengarahan:
dengan adanya pengarahaan sehingga
lebih terarahkan untuk menjalankan tugasnya masing-masing.
3. Pembentuk masa dating dengan mengusahakan supaya ketidak
pastian dapat dibatasi seminimal mungkin.
Pengendali: dengan adanya pengendalian sehingga hambatan atau suatu
masalah dapat teratasi dengan baik.
4. Alat-alat untuk memili alternative cara terbaik atau
kombinasi alternative cara yang terbaik.
Alternatif:
yaitu mencari jalan lain yang terbaik
untuk menyelesaikan suatu masalah dengan jalan yang tepat dan cepat.
5. Alat penentuan skala prioritas dari pentingnya suatu tujuan,
sasaran maupun kegiatan.
Skala
Prioritas: pemikiran
mana yang lebih penting untuk lebih didahulukan dan diutamakan agar tercapainya
suatu tujuan dengan baik.
6. Alat pengukur atau sntandar untuk pengawasan dan penilian.
Standar:
dengan adanya perencanaan maka akan
adanya standar dari suatu organisasi dalam manfaatnya
E. Tujuan Perencanaan
1.
Untuk memberikan pengarahan baik
untuk manajer maupun karyawan nonmanajerial. Dengan rencana, karyawan dapat
mengetahui apa yang harus mereka capai, dengan siapa mereka harus bekerja sama,
dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Tanpa rencana,
departemen dan individual mungkin akan bekerja sendiri-sendiri secara
serampangan, sehingga kerja organisasi kurang efesien.
2.
Untuk mengurangi ketidakpastian.
Ketika seorang manajer membuat rencana, ia dipaksa untuk melihat jauh ke depan,
meramalkan perubahan, memperkirakan efek dari perubahan tersebut, dan menyusun
rencana untuk menghadapinya.
3.
Untuk meminimalisir pemborosan.
Dengan kerja yang terarah dan terencana, karyawan dapat bekerja lebih efesien
dan mengurangi pemborosan. Selain itu, dengan rencana, seorang manajer juga
dapat mengidentifikasi dan menghapus hal-hal yang dapat menimbulkan inefesiensi
dalam perusahaan.
4.
Untuk menetapkan tujuan dan standar
yang digunakan dalam fungsi selanjutnya, yaitu proses pengontrolan dan pengevalusasian. Proses
pengevaluasian atau evaluating adalah proses membandingkan rencana
dengan kenyataan yang ada. Tanpa adanya rencana, manajer tidak akan dapat
menilai kinerja perusahaan.
Pengevaluasian
ketika tidak sesuai dengan rencana:
·
kita harus mencari terlibih dahulu
letak kesalahan dari perencanaan yang tidak berhasil tesebut. Kemudian seorang
menejemen melakukan pendekatan terhadap perencanaan tersebut.
·
Suatu perencanaan tidak dapat
berjalan dengan baik maka kita harus mencari dimana letak kesalahan ketika
perencanaan kita gagal atau tidak sesuai dengan rencana yang kita ingginkan
Misalnya: disebabkan terbatasnya oleh Dana,
kita telah mengetahui dimana letak atau kegagal perencanaan itu kemudian
kita harus melakukan perencanaan ulang
agar dapat berjalan dengan sesuai perencanaan kita dan dapat berjalan
dengan baik.
Selain keempat
hal tersebut, sebagian besar studi menunjukan adanya hubungan antara
perencanaan dengan kinerja perusahaan. (Soeparto
M, Ceramah Sespa Angkatan XIII, 1982)
F. Fungsi
Perencanaan
Perencanaan yang merupakan titik awal
kegiatan akan menentukan sasaran yang akan dicapai, tindakan yang akan dilakukan, bentuk
organisasi yang tepat , dan orang-orang yang bertanggung jawab atas suatu kegiatan. Perencanaan yang
matang berfungsi untuk:
1. Membantu tercapainya tujuan
Perencanaan perpustakaan harus dapat membantu secara positif ke arah tercapai
tujuan jangka pendek, jangka menengah, maupun jangka panjang.
a. Perencanaan jangka pendek ( Short Term Planning ).
Jangka waktunya kurang maksimal satu tahun. Perencanaan
jangka pendek tahunan (annual Plan) disebutkan juga perencanaan oprasional
tahunaan. (annual operational planning) contoh: proyek-proyek.
b. Perencanaan jangka menengah (Medium Term Planning)
Perencanaan ini meliputi jangka waktu antara tiga sampai
dengan delapan tahun. di Indonesia umumnya lima tahun. Perencanaan jangka
menengah ini merupakan penjabaran atau uraian perencanaan jangka panjang
walaupun perencanaan jangka menengah ini
masi bersifat umum, tetapi sudah
ditampilkan sasaran-sasaran yang diproyeksikan secara kuantitatif. Contoh:
Propeda
c. Perencanaan jangka panjang ( Long Term Planning )
Perencanaan ini meliputi jangka waktu sepuluh tahun keatas.
Dalam perencanaan ini belum ditampilkan sasaran-sasaran yang bersifat
kuantitatif , tetapi lebih kepada proyeksi atau perspektif atas keadaan ideal
yang diingginkan dan pencapaian keadaan
yang bersifat fundamental. Contoh Propenas
2. Tercapainya efektifitas dan efisiensi
Efektifitas menunjukan kemapuan seseorang dalam merumuskan
tujuan dan alat yang tepat untuk mencapai tujuan.
G. Proses
Perencanaan
Apapun proses perencanaan itu menurut S. P. Siagian dapat dilihat dari tiga mantra (Dimensi) :
1. Mengetahui sifat-sifat dan cirri-ciri suatu rencana yang
baik.
2. Memandang proses perencanaan sebagai rangkaian perencaan
yang harus di jawab dengan memuaskan.
3. Memandang proses perencanaan sebagai suatu maslah yang harus
dipecahkan secara ilmia.
H. Faktor
Perencanaan
Dengan merangkaikan
hubungan antara suatu rencana yang baik dengan proses perencanaan itu sendiri,
maka untuk menyusun suatu rencana yang baik diperlukan beberapa faktor sebagai
berikut :
1. Suatu rencana hendaknya disusun oleh tenaga yang benar-benar
mengetahui teknik perencanaan.
2. Renaca harus dibuat oleh orang yang mendalami tujuan
organisasi.
3. Rencana harus didukung oleh data atau informasi, ide-ide
yang relevan.
4. Rencana hendaknya disusun oleh orang yang mengetahui sifat
yang hakiki dari pada permasalahan serta mampu melihat kedepan ( forcast )
Suatu rencana yang telah disusun, tentu diharapkan akan
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kepentingan organisasi. Pada
dasarnya perencanaan itu lebih mudah di pahami
dari pada digunakan dan dilaksanakan. Beberapa hambatan pengunaan dan
pelaksanaan perencanaan mengalami kesukaran datangnya baik dari dalam maupun
dari organisasi itu sendiri. Hambatan dari dalam misalnya belum tersedia ahli
perencanaan yang propesional, belum jelas tujuan dan cara-cara pecapaian
tujuan. Hambatan dari luar misalnya disebabkan terbatasnya dana yang
diperlukan, adanya ketentuan-kentuan yang harus dikaitkan dan memerlukan
pemikiran, dan pengarah waktu,situasi, kondisi lingkungan. Masalah yang
demikian kadang-kadang membuat seorang perencana menjadi kecewa, dan sebenarnya
ini tidak perlu terjadi. (Hs. Lasa, Manajemen Perpustakaan. Yogyakarta: Gama Media, 2005.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar